1. A. APA YANG KALIAN KETAHUI TENTANG ARTI
KEGELISAHAN ?
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tenteram
hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas.
Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang
tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam
tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan
hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam
situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak.-gerik itu umumnya lain dari
biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang
tertentu sambil menundukkan kepala, memandang jauh ke
depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang
kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan
lain-lain.
Kegelisahan
adalah hal yang tidak terduga rupanya, bisa dirasakan sebelum sesuatu hal
terjadi pada saat hal itu terjadi, atau bahkan setelah hal itu terjadi.
Sekarang bagaimana kita dapat mengendalikan kegelisahan itu agar tidak
berlarut-larut dan menimbulkan efek yang justru mengganggu kehidupan dan
perasaan kita. Jadi setiap ada hal apapun yang membuat kita gelisah maka kita
harus bersugesti hal yang baik agar membuat kita tenang, dan selalu mengambil
hikmah dari apapun yang terjadi. Efek kegelisahan bisa timbul karena ada
perlakuan yang tidak positif dari dalam diri kita sendiri. Maka dari karena itu
apabila kita melakukan suatu kejadian atau perbuatan harus di usahakan sebisa
mungkin menjalankannya dengan baik.
Kegelisahan di
dalam bahasa sekarang disebut dengan galau. Galau ini banyak contoh kasusnya,
seperti masalah cinta, pekerjaan, keluarga, dan lainnya. Manusia yang merasa
gelisah seringkali tidak dapat menjalankan pekerjaan dengan baik karena selalu
merasa tidak tenang dalam hidupnya.Bahkan orang tersebut tidak memiliki dasar
dalam melakukan suatu kegiatan.Semua itu di sebabkan oleh karena manusia
mempunyai hati dan perasaan yang takut akan kehilangan nama baik dsb.Bentuk
kegelisahan bisa bermacam-macam,misalnya merasa terasing,kesepian dan
ketidakpastian akan suatu masalah.
OPINI :
Menurut
saya kegelisahan merupakan suatu keadaan yang dapat membuat manusia
bimbang dan tidak tenang dalam menghadapi hidup ini. Menurut artikel yang saya
kutip, kegelisahan atau zaman sekarang biasa disebut dengan “galau”,
sering menimpa dalam berbagai aspek kehidupan manusia seperti pekerjaan,
percintaan, pertemanan, pendidikan, hubungan sosial masyarakat, dan lain
sebagainya. keadaan seperti ini tentu saja merugikan manusia yang mengalaminya.
karena dalam kehidupan di dunia ini, manusia dituntun untuk bekerja ekstra
keras dan berkonsentrasi untuk bekerja dan membangun sebuah koneksi dengan
masyarakat untuk menunjukkan bahwa ia berguna bagi orang lain.
Ada beberapa cara
yang dilakukan oleh manusia yang sedang dirundung kegelisahan, misalnya ketika
ia gelisah dalam bekerja, cobalah untuk menenangkan pikiran dan bersantai
bersama keluarga, teman, ataupun kekasih yang dicintai. Hal ini dapat
mengurangi kegelisahan seorang pekerja yang sibuk dengan pekerjaannya. Karena
ketenangan pikiran serta hiburan sejenak dapat membantu manusia untuk kembali
bergairah dalam melakukan suatu aktifitas. Lalu banyak kejadian “Galau” yang
sekarang sering menimpa kaum remaja. Biasanya para remaja galau tentang masalah
cinta. Sadarlah wahai kaum remaja! Laki-laki dan perempuan di dunia ini
tersebar dimana-mana. Jika anda mengalami kegalauan karena cinta ataupun
seseorang yang anda sebut sebagai kekasih, pergilah ke sebuah tempat yang ramai
dikunjungi oleh orang, misalnya mall, objek wisata, taman hiburan, dll maka
anda akan menemukan banyak lawan jenis yang lebih dan lebih dari yang anda
cintai untuk sekarang ini. Tak perlu khawatir akan cinta dan janganlah galau
hanya karena masalah cinta.
Lalu keadaan
gelisah biasanya juga dialami oleh kalangan pelajar. Kok bisa? Ya sangat bisa.
Seperti gelisah akan biaya pendidikan yang harus mereka bayar, kekuatan mental
dalam menghadapi suatu permasalahan baik akademik maupun non akademik. Diikuti
dengan masalah pertemanan dan hubungan sosial, anda bisa saja gelisah ketika
teman anda melakukan sesuatu yang bisa membuat anda gelisah seperti melakukan
pekerjaan yang lebih baik dari anda, anda akan gelisah karena ada teman anda
yang lebih baik dari anda, sehingga bukan tidak mungkin anda akan terpinggirkan
dalam persaingan hidup di masyarakat bukan? dan adapula teman yang memusuhi
anda, tentunya setiap orang akan gelisah jika hidup di dunia ini memiliki
musuh, padahal sifat manusia seharusnya harus saling tolong menolong.
Jadi
kesimpulannya, tak perlu gelisah dalam menghadapi hidup ini. Kita harus kuat
dalam menjalani hidup sebagai pekerja, pelajar, dan masyarakat umum. Jangan
pernah lari dari masalah yang anda buat, karena lari dari masalah hanya akan
membuat anda semakin gelisah dan bermasalah. Dan perlu diingat, kita sebagai
orang beragama jangan terlalu mengukur kesuksesan dengan sebuah logika
manusiawi. Karena tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT, dan Allah SWT akan
memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya yang mau bekerja keras dan berdoa
kepada-Nya.
B. JELASKAN APA
SEBAB-SEBAB SESEORANG DAPAT MERASAKAN KEGELISAHAN ?
Apabila kita kaji, sebab-sebab orang
gelisah adalah karena pada hakekatnya orang
takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari
suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari
dalam.
o
Dari Dalam
Faktor kegelisan dari dalam diri seseorang antara
lain:
1. Cinta Diri
Kecintaan
seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah
berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan
berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud
cinta diri adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri
sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu,
sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut.
Ya
perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan
buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia,
mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya
secara keseluruhan demi memperoleh kerelaannya.
2. Lalai dalam Mengingat Allah
Dalam
beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan
tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah,
berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan
larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul dari setan yang telah
mengguncangkan jiwanya.
Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya.
3. Gejolak Hati
Terkadang was-was
muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan
hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat
menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga
sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan mudah.
4. Rasa Takut dan Malu
Mungkin,
sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang
pemalu adalah orang yang takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita
membahas tentang sebab-sebabnya pada anak-anak.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
5. Tidak Merasa Aman
Dalam
keadaan tertentu, perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya
was-was. Dengan kata lain, sebagian orang akan menderita was-was lantaran
dirinya merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini
merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam
mengendalikan diri. tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan
yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya
perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa
was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam
pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan
menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
6. Jiwa yang Lemah
Kelemahan
jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia sendiri
kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya dengan
terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia
menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan orang yang
lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan
lemah.
C. BAGAIMANA
SESEORANG TERSEBUT DAPAT MENGATASI KEGELISAHAN NYA DALAM KEHIDUPAN NYA ?
Cara Yang Digunakan
Dalam Mengatasi Kegelisahan:
·
Dengan memerlukan sedikit pemikiran yaitu,
pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling
buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa
hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
·
Kita bersedia
menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan senang hati
niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan berjalannya
waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat
timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa kita.
·
Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh
sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari
perasaan kecemasan ini,sebab Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha
Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan
memohon kepadaNya
Mengatasi
kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari
diri kna scndiri, yaitu kita harus bersikap
tenang. Dengan sikap tenang kita dapat
berpikir tenang, sehingga segala kesulitan
dapat kita atasi.
Contoh
:
Dokter
yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit,
justru tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya.
Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila menghadapi
keluarganya yang sakit, karena ia merasa
khawatir. Dalam hal ini dokter itu harus
bersikap seperti menghadapi pasien yang
bukan keluarganya.
Cara
lain yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam
mengatasi kegelisahan atau kecemasan yaitu dengan memerlukan
sedikit pemikiran; pertama-tarna, kita tanyakan kepada diri kita sendiri
(introspeksi). akibat yang paling buruk yang bagaimanakah
yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi, mengapa hal itu terjadi,
apa penyebabnya dan sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat
yang akan ditimbulkan olch kecernasan tersebut dan bila
kita tidak dapat mengatasinya, kita dapat
mempersiapkan diri untuk menghadapinya,karena tidak
semua pengalaman di dunia ini menyenangkan.
Yang kedua kita bersedia menerima akibatnya
dengan rasa tabah dan senang hati niscaya
kecemasan tersebut akan sima dalam jiwa kita. Dan yang ketiga,
dengan bersama-sama berjalannya waktu kita dapat
mencoba untuk memperkecil dan mengurangi
keburukan-keburukan akibat timbulnya
kecernasan,dengan demikian kita akan tidak merasakan lagi
adanya rasa kecemasan / kegelisahan dalam jiwa.
Untuk
mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita
memasrahkan diri kepada Tuhan.Kita
pasrahkan nasib kita sepenuhnya
kepada-Nya, kita harus percaya bahwa
Tuhanlah Maha Kuasa. Maha Pengasih, Maha
penyayang dan Maha Pengampun.
1.
A. APA YANG KALIAN PAHAMI TENTANG ARTI HARAPAN ?
Setiap manusia mempunyai harapan.
Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang
akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada
ahli warisnya. harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman,
lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu
membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil.
Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan
tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa
"Si pungguk merindukan bulan" , Berhasil atau tidaknya suatu harapan
tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya Rafiq mengharapkan
nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pemah hadir
kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A.
luluspun mungkin tidak.
Harapan hams berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti
keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang
diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
B. KENAPA MANUSIA
HARUS MEMPUNYAI HARAPAN DAN DO’A ?
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung
disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau
sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari interaksi
hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang
baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong
orang hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat,
ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri
manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira,
berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia
mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan
kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam
kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham
Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manuis itu ialah
:
a)
Kelangsungan hidup (survival)
b)
Keamanan (safety)
c)
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)
Diakui linkungan (status)
e)
Perwujudan cita – cita (self actualization)
PENGERTIAN DO’A
Menurut
bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan
menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan
memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
C. BAGAIMANA
SESEORANG DAPAT MENINGKATKAN KEPERCAYAAN ?
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal – hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran. Ada beberapa kalimat yang dapat kita perhatikan :
o
Ia tidak percaya pada diri sendiri.
o
Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu,
berita itu kurang dapat dipercaya.
o
Bagaimana juga kita harus percaya kepada
pemerintah.
o
Kita harus percaya akan nasehat – nasehat yang
berasal dari Al-qur’an.
o
Dengan contoh berbagai kalimat diatas maka
dapat ditarik kesimpulan, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Dasar kepercayaan
adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
·
Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada
diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri
pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri,
menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang
diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
·
Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada
orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa
saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata
hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya.
Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang
yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang
lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
·
Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan
kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu
bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti
keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena
merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana
Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan
kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya
kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan
dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu
menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi
yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya
tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Usaha-usaha
Meningkatkan Percaya pada Tuhan
Usaha itu antara
lain:
o
Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan
meningkatkan ibadah.
o
Meningkatkan pengabdian kita kepada
masyarakat.
o
Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama
manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
o
mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang
berlebihan.
o
menekan perasaan negatif seperti iri, dengki,
fitnah, dan sebagainya.
2. BERIKAN CONTOH
KASUS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI KALIAN ?
Contoh
Kasus Kegelisahan:
Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir,
gunung meletus, atau perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu
disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya
beberapa hak orang sekaligus.
misalnya hak hidup, hak milik,
hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hid
up, dan mungkin hak nama baik.
Contoh
Kasus Kegelisahan:
Didi anak laki-laki berumur 10 tahun. Ia
duduk di kelas V SO. Pada suatu hari ia
diberitahu ayahnya, bahwa bulan depan ayahnya
dipindahkan ke kota lain. Mereka sekeluarga harus
pindah. Sudah tentu Didi harus ikut. Jadi ia
harus pindah sekolah di kota tempat ayahnya bertugas.
Ibu Didi nampak gelisah, karena tinggal di tempat yang lama ia
sudah betah, berkat adanya seorang ibu yang aktif mengumpulkan dan
memajukan ibu-ibu. Lebih-Iebih Didi, karena baik di
kampung maupun di sekolah Didi banyak kawannya. Karena itu ia
takut kalau di tempat yang bam kelak ia tidak akan merasa
betah. Bila tidak ikut pindah, akan ikut siapa, ikut
pindah bagaimana di tempat yang bam nanti. Ia
takut pada bayangannya sendiri.
Contoh Kasus Harapan :
Budi seorang mahasiswa STMIK Gunadarma, ia rajin belajar dengan harapan didalam ujian semester mendapatkan angka yang baik, hadir seorang wiraswasta yang rajin. Sejak mulai menggarap usahanya ia mempunyai harapan usahanya menjadi besar dan maju. Ia yakin usahanya menjadi kenyataan, karena itu ia berusaha bersungguh-sungguh dengan usahanya.
Dan kedua contoh itu terlihat, apa yang diharapkan Budi dan Hadir ialah terjadinya buah keinginan, karena itu mereka bekerja keras. Budi belajar tanpa mengenal waktu dan Hadir bekerja tanpa mengenal lelah. Semuanya itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya apa yang diharapkan. Jadi untuk rnewujudkan harapan itu hares disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan dan cita-cita terdapat persamaam yaitu :
keduanya menyangkut masa depan karena belum
terwujud pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal
yang lebih baik atau meningkat.
REFERENSI :