1. PENGERTIAN
KEADILAN
Keadilan adalah kondisi kebenaran
ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
Keadilan memiliki pengertian yang sangat luas. Beberapa tokoh telah
menyimpulkan arti keadilan.Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki
tingkat kepentingan yang besar. Seorang filsuf Amerika Serikat abad ke-20
menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan pertama dari institusi sosial,
sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran". Menurut Aristoteles
adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik
tengah di antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda.
Menururt Socrates, keadilan akan
tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintahan sudah
melaksanakan tugasnya dengan baik.Menurut Kong Hu Cu keadilan terjadi apabila
anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja,
masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada
nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan
belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil".
Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan
banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan
keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan
pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita
ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas.
Dari berbagai pendapat tentang keadilan maka
secara umum Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak
dan keajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan
kewajiban. Atau dengan kata lain keadilan adalah keadaan bila setiap orang
memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama
dari kekayaan bersama.
§
Macam-macam
keadilan itu diantaranya:
Keadilan Legal atau Keadilan Moral, adalah keadilan yang mengikuti penyesuaian atau pemberian
tempat sesorang dalam masyarakat sesuai dengan kemampuannya, dan yang dianggap
sesuaio dengan kemampuan yang bersangkutan.
Keadilan Distributif, adalah keadilan yang memberikan hak atau jatah kepada setiap orang
menurut jasa-jasa yang telah diberikan (pembagian menurut haknya masing-masing
pihak).
Keadilan Komutatif, adalah keadilan keadilan yang memberikan kepada setiap orang sama
banyaknya, tanpa mengingat berapa besar jasa-jasa yang telah diberikan.
Keadilan Konvesional, adalah keadilan yang diberikan jika seorang warga negara telah menaati
segala peraturan perundang-undangan yang telah diberikan.
Keadilan Perbaikan, adalah keadilan yang diberikan jika seseorang telah berusaha memulihkan
nama baik orang lain yang telah tercemar.
Keadilan Kodrat Alam, yaitu memberi sesuatu sesuai dengan yang diberikan orang lain kepada
kita
Beberapa tokoh juga mempunyai teori tentang keadilan seperti:
1) Teori Keadilan Adam Smith
Alasan Adam Smith hanya menerima satu
konsep atau teori keadilan adalah:
Menurut Adam Smith yang disebut
keadilan sesungguhnya hanya punya satu arti yaitu keadilan komutatif yang
menyangkut kesetaraan, keseimbangan, keharmonisan hubungan antara satu orang
atau pihak dengan orang atau pihak yang lain.
2) Teori Keadilan Distributif John Rawls
John Rawls dikenal sebagai salah
seorang filsuf yang secara keras mengkritik sistem ekonomi pasar bebas,
kususnya teori keadilan pasar sebagaimana yang dianut Adam Smith. Ia sendiri
pada tempat pertma menerima dan mengakui keunggulan sistem ekonomi pasar.
Pertama-tama karena pasar memberi kebebasan dan peluang yang sama bagi semua
pihak pelaku ekonomi. Kebebasan adalah nilai dan salah satu hak asasi paling
penting yang dimiliki oleh manusia, dan ini dijamin oleh sistem ekonomi pasar.
2.
Sebutkan Dan Jelaskan Makna Dari Pancasila Dari Sila Ke 1 Sampai
Dengan Sila ke 5 Yaitu Sebagai Berikut ?
1. Nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa Beriman kepada tuhan yang maha esa, ini sesuai dengan
agama dan keyakinan sejalan dengan asas kemanusiaan yang adil dan beradap.
Nilai luhur ini telah melandasi kerukunan hidup berbangsa, bermasyarakat, dan
juga bernegara. Di negara kita tepatnya di Indonesia, terdapat banyak sekali
macam-maca agama yang berbeda. Masing-masing telah mempercayai agama yang telah
dianutnya sehingga kerukunan diantara penganut agama tetap terpelihara. Iman
dan takwa kepada tuhan yang maha Esa telah terpatri dalam hati penganut agama,
2. Nilai
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Mungkin setiap warga negara telah mengakui
persamaan derajat, kewajiban antara sesama manusia sebagai asas kebersamaan
bangsa Indonesia, dan hak. Dengan menjunjung tinggi persamaan derajat, hak,
kewajiban, maka seluruh bangsa Indonesia bersama-sama akan mampu menegakkan dan
juga memelihara kebersamaan yang dinamis dan selalu mengarah pada kemantapan
yang telah disempurnakan.
3. Nilai
Persatuan Indonesia Setiap warga negara mengutamakan persatuan, kepentingan,
kesatuan, dan juga keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
golongan. Sikap tersebut melahirkan kesanggupan dan kerelaan berkorban untuk
kepentingan bangsa dan negara. Sikap positif ini telah dilandasi oleh rasa
cinta dan sayang kepada tanah air ( Patriotis) dan juga rasa cinta kepada
bangsa dan negara (nasionalis).
4.
Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Setiap warga negara pasti
memiliki kedudukan yang baik. Kedudukan yang sama tersebut digunakan dengan
kesadaran dan mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Selain itu, warga
negara Indonesia harus selalu mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam
menyelesaikan suatu persoalan bersama.
5.
Nilai-nilai Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia Kita harus mengindarkan diri dari sifat pemborosan,
selalu bergaya hidup mewah dan perbuatan-perbuatan yang merugikan kepentingan
umum. Bekerja keras dan juga menghargai hasil kerja keras orang lain sangat
dibutuhkan dalam mewujudkan sikap kebersamaan.
Disaar terjadinya krisis nasional terjadi ancaman berat terhadap kelangsungan hidup bangsa dan bernegara, dan tindakan dari sekolompok orang-orang yang mengarah pada disintegrasi bangsa. Tapi, Pancasila selalu menjadi pegangan bersama dan juga ideologi negara tak tergoyahkan sedikit pun.
Makna lima sila dalam Pancasila akan dijelaskan pada artikel ini. Pancasila terdiri atas lima asas moral yang relevan menjadi dasar negara RI.
Dalam kedudukannya sebagai falsafah hidup dan cita-cita moral, secara ringkas
dapat dinyatakan bahwa:
o
Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa; menuntut setiap warga
negara mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik
dalam hati dan tutur kata maupun dalam tingkah laku sehari-hari. Konsekuensinya
adalah Pancasila menuntut umat beragama dan kepercayaan untuk hidup rukun walaupun
berbeda keyakinan.
o
Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab; mengajak masyarakat
untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang
memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata
lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasinya
atau bertindak adil dan beradap terhadapnya.
o
sila Ketiga, Persatuan Indonesia; menumbuhkan sikap masyarakat
untuk mencintai tanah air, bangsa dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan
kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta loyal terhadap
sesama warga negara.
o
Sila Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawarahan/perwakilan; mengajak masyarakat untuk bersikap peka
dan ikut serta dalam kehidupan politik dan pemerintahan negara, paling tidak
secara tidak langsung bersama sesama warga atas dasar persamaan tanggung jawab
sesuai dengan kedudukan masing-masing.
o
untuk sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;
mengajak masyarakat aktif dalam memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan
kemampuan dan kedudukan masing-masing kepada negara demi terwujudnya
kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir dan batin selengkap mungkin bagi
seluruh rakyat.
§ Sila pertama,
negara wajib:
(1)
Menjamin kemerdekaan setiap warga negara tanpa diskriminasi untuk beribadah
menurut agama dan kepercayaannya dengan menciptakan suasana yang baik.
(2)
Memajukan toleransi dan kerukunan agama
(3)
Menjalankan tugasnya untuk meningkatkan kesejahteraan umum sebagai tanggung
jawab yang suci.
§ Sila Kedua,
mewajibkan:
(1)
Negara untuk mengakui dan memperlakukan semua warga sebagai manusia yang
dikaruniai martabat mulia dan hak-hak serta kewajiban kewajiban asasi
(2)
Semua bangsa sebagai warga dunia bersama-sama membangun di dunia baru yang
lebih baik berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
(3) Sila
ketiga mewajibkan negara untuk membela dan mengembangkan Indonesia sebagai
suatu negara yang bersatu, memiliki solidaritas yang tinggi dan hidup rukun,
membina dan menjunjung tinggi kebudayaan dan kepribadian nasional, serta
memperjuangkan kepentingan nasional.
(4) Sila
keempat mewajibkan negara untuk mengakui dan menghargai kedaulatan rakyat serta
mengusahakan agar rakyat melaksanakan kedaulatannya secara demokratis tanpa
diskriminasi melalui wakil-wakilnya. Negara wajib mendengarkan suara rakyat dan
memperjuangkan kepentingan seluruh rakyat.
(5) Sila
Kelima mewajibkan negara untuk:
(1)
Mengikutsertakan seluruh rakyat dalam kehidupan ekonomi, sosial dan budaya
(2) Membagi
beban dan hasil usaha bersama secara proporsional di antara semua warha negara
dengan memperhatikan secara khusus mereka yang lemah kedudukannya agar tidak
terjadi ketidakadilan serta kewenang-wenangan dari pihak yang kuat terhadap
pihak yang lemah.
3.
Jelaskan Dan Berikan Contoh Kasus Dari :
a)
KEJUJURAN
Jujur adalah
sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu degan
sesungguhnya dan apa adanya, tidak di tambahi ataupun tidak
dikurangi. Sifat jujur ini harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat dan
sikap ini merupakan prinsip dasar dari cerminan akhlak seseorang. Jujur juga
dapat menjadi cerminan dari kepribadian seseorang bahkan kepribadian bangsa.
Oleh sebab itulah kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia. Kejujuran
banyak dicontohkan langsung oleh Rasulullah. Dapat kita ambil keteladanan dari
Rasul kita Nabi Muhammad saw. Yang memiliki sifat wajib bagi Rasul, salah
satunya “amanat” yang berarti dapat dipercaya. Mengapa dapat dipercaya ?
Jawabannya karena kejujuran. Allah menyuruh kita untuk menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya. Amanat berarti kepercayaan. Orang yang
dipercaya tidak pantas untuk melakukan kebohongan. Kejujuran adalah
bekal bagi kita untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Jika seseorang
telah memiliki kejujuran maka sesuatu yang wajar jika bila orang tersebut dapat
dipercaya, diberi amanat , oleh orang banyak. Dan amanat itu sendiri akan disampaikan
kepada yang berhak menerimanya, bukan kepada orang yang tidak berhak
menerimanya. Orang yang jujur jugalah yang akan tenang dalam menjalani hidup di
dunia yang fana ini. Betapa hancurnya dunia akan sangat terasa apabila
mayoritas orang-orang yang jujur sangat sedikit.
Jujur memang
suatu kegiatan yang mudah, apalagi bagi kita yang memiliki iman dan ketakwaan
yang kuat kepada Allah. Tapi sangat sulit bagi mereka yang makanan
sehari-harinya berbohong . Kebohongan hanya akan membawa malapetaka bagi
kehidupan kita di dunia maupun di akhirat kelak. Sekali
berbohong ketahuan, maka jangan heran jka kepercayaan orang akan
luntur kepada kita.
Berperilaku
jujur, tidak akan merugikan kita. Justru banyak hal yang dapat kita ambil dari
kejujuran. Kejujuran membawa manfaat yang begitu banyak, antara lain dapat
membuat seseorang menjadi dapat dipercaya, disenangi orang lain, mudah mendapat
lapangan pekerjaan, dan yang paling penting adalah dicintai oleh Allah swt.
Kejujuran dapat memudahkan seseorang dalam mendapatkan pekerjaan karena
kejujuran adalah poin penting dari kepribadiaan seseorang yang dapat dijadikan
pedoman dalam menjalankan semua pekerjaannya.
Kejujuran membawa
begitu banyak manfaat bagi siapa saja yang melakukannya, dapat kita lihat sebagai
berikut :
1 . Orang jujur
akan dipercaya.
2 . Orang jujur
disayangi teman.
3 . Orang jujur
mudah dalam mendapatkan pekerjaan.
4 . Orang jujur
dicintai Allah swt.
Contoh Kejujuran Yang Dapat Kita
Terapkan, Antara Lain:
1 . Melaksanakan
amanat seseorang.
Secara tidak disangka-sangka orang lain
kadang –kadang menitipkan sesuatu kepada kita baik berupa pesan, uang, barang,
atau yang lainnya untuk disampaikan kepada orang lain yang berhak menerimanya ,
atau hanya sekedar dititipkan sampai waktunya barang atau uang tersebut diambil
kembali . Apabila menerima titipan seperti itu, titipan tersebut harus
betul-betul dilaksanakan sesuai dengan yang dipesankan. Kalau berupa pesan maka
pean tersebut tidak boleh ditambah atau dikurangi. Demikian pula kalau berupa
uang atau barang harus jga dijaga dengan baik supaya tidak hilang atau rusak.
2 . Menyimpan
rahasia orang yang harus dijaga.
Dalam hidup ini banyak yang harus kita
bicarakan, tetapi ada pula yang tidak boleh kita bicarakan kepada orang lain atau
harus dirahasiakan. Misalnya ada seorang anak yang dikejar dan akan dibunuh
orang dengan sadis dan kejam. Tiba-tiba anak tersebut bersembunyi di salah satu
rumah dan kita mengetahuinya Orag yang mengejar kehilangan jejak kemudian
bertanya, “Apakah Anda melihat seorang anak berlari dan bersembunyi di sekitar
sini?” Kita jawab “Tidak!” Maka kita telah menolong dan menyelamatkan jiwa anak
tersebut.
3 . Tidak
menyontek ketika mendapat tugas pelajaran di sekolah .
Mencontoh atau mencontek ketika mendapat
tugas pelajaran di sekolah adalah perbuatan yang tidak dibenarkan. Sebab tugas
pelajaran tersebut adalah tugas perorangan yang tidak boleh satu sama lain
mencontoh. Andai saja dari hasil mencontoh mendapat nilai bagus sesungguhnya
yang mendapat nilai bagus tersebut bukanlah kita tetapi orang lain tempat kita
mencontoh . Pendek kata perbuatan mencontoh adalah perbuatan yang tidak jujur
dan menipu diri sendiri.
4 . Melaksanakan
tugas dengan baik dan tanggung jawab.
Orang jujur sekali ia mendapat atau
menerima tugas, tugas tersebut pasti di kerjakan secara maksimal dan penuh
tanggung jawab. Sebaliknya jika ia merasa tidak sanggup atau tidak bersedia,
sebelumnya pasti ia katakan tidak atau belum mau menerima tugas itu Sebab orang
jujur, tidak akan berkata “ya” jika dalam hatinya “tidak”.Orang yang jujur,
tidak akan bersifat munafik di hadapan orang lain.
b)
KECURANGAN
Kecurangan atau
curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan
licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang
diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang dari
hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa
bertenaga dan berusaha. Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin
menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang
yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya
hidup menderita. Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari
hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu aspek ekonomi, aspek
kebudayaan, aspek peradaban dan aspek teknik. Apabila keempat asepk tersebut
dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan
norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya
telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan
yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
Seiring dengan
tekad pemerintah untuk melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi (TPK),
maka ada baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan kecurangan. Tulisan
ini mencoba membahas mengenai kecurangan (fraud) terlebih dahulu. Pada edisi
ASEINews berikutnya, penulis akan menghubungkannya dengan TPK/KKN dan fraud
audit atau audit investigasi yang lagi sering dibahas orang berkaitan dengan
kasus KPU. Oleh karena itu, keep in touch ya….
c) PEMBALASAN
Pembalasan adalah
sebuah perilaku yang ditujukan untuk mengembalikan perbuatan sesorang. Ada
pembalasan dalam hal kebaikan dan ada pembalasan yang bersifat buruk.
Pembalasan juga
bisa disebut sebagai hukuman ataupun anugrah, pembalasan diartikan sebagai
hukuman ketika seseorang mendapatkan kejadian buruk setelah berbuat kejahatan
kepada orang lain dan sebaliknya, pembalasan diartikan sebagai anugrah ketika
seseorang mendapatkan keuntungan setelah orang tersebut berbuat baik kepada
orang lain.
Pembalasan bisa
datang dari sesama manusia ataupun dari Allah swt. Banyak cara untuk membuat
hamba-Nya jera ataupun bahagia, karena rejeki atau musibah datang dari arah
yang tidak pernah kita duga.
Contoh Pembalasan positif: Andi adalah seorang yang sederhana namun sangat dermawan,
dia suka membagi bagikan separuh dari hasil berdagang kecil kecilannya untuk
kaum yang membutuhkan, suatu hari kedermawanan andi diketahui oleh seorang
saudagar kaya raya, setelah saudagar tersebut membuktikan apa yang dikatakan
orang orang, lalu saudagar itu memberikan harta yang sangat banyak sebagai
hadiah untuk andi dikarenakan dia banyak membantu orang orang yang sangat
membutuhkan. Andi sangat bersyukur karena kedermawanannya tidak membuat nya
jatuh miskin, malah sebaliknya.
Contoh Pembalasan Negatif: Budi adalah seorang yang sangat miskin, dia akhirnya
memilih untuk mencuri sebagai jalan untuk mendapatkan uang, dia mencuri sebuah
televisi yang ada di rumah andi, namun sangat disayangkan, aksi Budi terlihat
oleh seseorang warga yang kebetulan sedang melewati rumah andi, maka ditangkap
dan dipukulilah Budi, dan diseret ke kantor polisi sebagai akibat dari
perbuatan jahatnya.
d)
PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik merupakan tujuan
utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang
menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi
teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak
ternilai harganya.
Ada peribahasa berbunyi “Daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu berpesan kepada anak-anaknya “Jagalah nama keluargamu!” Dengan menyebut “nama” berarti sudah mengandung arti “nama baik” Ada pula pesan orang tua “Jangan membuat malu” pesan itu juga berarti menjaga nama baik. Orang tua yang menghadapi anaknya yang sudah dewasa sering kali berpesan “laksanakan apa yang kamu anggap baik, dan jangan kau laksanakan apa yang kamu anggap tidak baik!” Dengan melaksanakan apa yang dianggap baik berarti pula menjaga nama baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga.
Ada peribahasa berbunyi “Daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu berpesan kepada anak-anaknya “Jagalah nama keluargamu!” Dengan menyebut “nama” berarti sudah mengandung arti “nama baik” Ada pula pesan orang tua “Jangan membuat malu” pesan itu juga berarti menjaga nama baik. Orang tua yang menghadapi anaknya yang sudah dewasa sering kali berpesan “laksanakan apa yang kamu anggap baik, dan jangan kau laksanakan apa yang kamu anggap tidak baik!” Dengan melaksanakan apa yang dianggap baik berarti pula menjaga nama baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga.
Penjagaan nama baik erat
hubunganya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau bisa dikatakan nama baik
atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan
tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan
santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan – perbuatan yang
dihalalkan agama dan lain sebagainya.
4.
Pengertian Pandangan Hidup & Macam-Macam
Pandangan Hidup
PANDANGAN HIDUP
Pandangan-hidup kita akan
menganut prinsip-hidup yang bersesuaian dengannya, dan Kitapun akan menganut
pola-pikir yang bersesuaian dengan prinsip-hidup Kita itu. Oleh karenanya
berhati-hatilah di dalam mengadopsi sebentuk pandangan-hidup tertetu. Ia akan
secara signifikan sangat menentukan jalan-hidup Anda secara keseluruhan. Apapun
agama yang kita anut lantaran kelahiran, awalnya, kita mungkin belum punya
sebentuk pandangan-hidup tertentu yang pasti. Kita masih menjalani hidup secara
coba-coba, dengan meraba-raba. Di dalam menjalaninya selama ini, mungkin kita
telah tabrak-sana-tabrak-sini, sampai dengan menemukan sebentuk pandangan-hidup
yang rasanya cocok, sesuai dengan kondisi fisiko-mental kita. Apa yang kita
perlukan untuk menjalani hidup ini bukanlah yang rasanya cocok atau yang kita
senangi, melainkan yang baik dan mendatangkan kebaikan buat kita dan orang
lain, bahkan bila mungkin, ia juga bisa mendatangkan kebaikan buat
sebanyak-banyaknya orang. Disinilah kita perlu amat berhati-hati.
Pengertian pandangan hidup yaitu Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaikan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Macam-macam
sumber pandangan hidup
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan
ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasaikan
asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
o Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu
pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
o Pandangan hidup yang berupa ideologi yang
disesuaikan dengan kebudayaan dan norms yang terdapat pada negara tersebut.
o Pandangan hidup hasil renungan yaitu
pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan
pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia berdasarkan pengalaman
sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya
3
Macam pandangan hidup
o
Pandangan hidup dr agama yang mutlak
kebenarannya
o
Pandangan hidup berupa idiologi yang disesuaikan
dengan kebudayaan dan norma
o
Pandangan hidup hasil renungan, adalah pandangan
hidup yang realatif kebenarannya
Pandangan hidup terdiri dari 4 unsur yaitu :
o
Cita-cita apa yang diinginkan yang mungkin dapat
dicapai dengan usaha atau perjuangan.
o
Kebajikan
segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai dan tenteram.
o
Usaha
atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan.
o
Keyakinan atau kepercayaan, merupakan hal
terpenting dalam hidup manusia.
5. Jelaskan Arti Tentang Cita-Cita Dan
Perjuangan
Cita-cita menurut definisi
adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada
orang hidup tanpa
cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu
keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita yang merupakan bagian atau salah satu
unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh
manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut dengan cita-cita apabila telah
terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita itu.
Cita-cita menurut KBBI adalah
keinginan (kehendak) yang selalu ada di dalam pikiran,berkeinginan
sungguh-sungguh
Faktor yang menentukan dapat
atau tidaknya seseorang mencapai cita – citanya antara lain :
o
Manusia
itu sendiri,
o
Kondisi
yang dihadapi dalam rangka mencapai cita – cita tersebut,
o
Seberapa
tinggi cita – cita yang ingin dicapai.
ARTI
PERJUANGAN
Perjuangan berarti segala sesuatu yang
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam sebuah perjuangan terdapat
berbagai macam hambatan. Semakin kita sering mengalami berbagai masalah maka
semakin kuat pula kita.
- Arti perjuangan adalah usaha dan kerja
keras dalam meraih hal yang baik sebagai kunci menuju kesuksesan.
- Perjuangan merupakan suatu usaha untuk
meraih sesuatu yang diharapkan demi kemuliaan dan kebaikan.
- Pada masa penjajahan, perjuangan adalah
segala sesuatu yang dilakukan dengan pengorbanan, peperangan dan
diplomasi untuk memperoleh kemerdekaan.
- Perjuangan untuk mempertahankan
kemerdekaan. Perjuangan mempunyai arti luas, sehingga apa yang
dilaksanakan oleh pahlawan-pahlawan di Nusantara merupakan
peristiwa-peristiwa dalam perjuangan nasional Indonesia Perbedaan
antara “perjuangan” dan “pergerakan”. Pergerakan mempunyai arti yang khas,
yaitu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan dengan menggunakan organisasi
yang teratur
Dalam konteks
perjuangan kemerdekaan adalah upaya untuk untuk membebaskan diri dari
cengkraman kezaliman kesewenang-wenangan dan penindasan penjajahan bangsa lain.
Jarahan hasil bumi, ekspoitasi manusia dalam bentuk kerja paksa (rodi),
tuntutan upeti atau pajak dari rakyat yang diluar kemampuan, monopoli
perdagangan. Adalah contoh mengapa leluhur bangsa ini berjuang. Berjuang dari
sebuah kesadaran bahwa ada hak dalam hidup ini yang diambil paksa oleh orang
lain, demi meraih kembali hak itu tidak ada pilihan kecuali berjuang.
Perjuangan yang dibangunkan itu pula tidak boleh atas dasar hendak berkuasa dan memerintah, atas dasar hendakkan pangkat dan nama, atas dasar hendak menegakkan bangsa, atas dasar hendak menghapuskan kezaliman (walaupun disuruh) dan lain-lain.
6.
Bagaimana Menurut Pendapaat Kalian
Tentang Langkah Hidup Yang Baik & Sehat ?
Jawab :
Menurut pendapat saya, langkah hidup
yang baik dan sehat adalah tergantung dari pola kita sendiri seperti
jadikan makanan yang sehat menjadi
bagian yang penting dalam hidup anda, jangan lupa sarapan sebelum
beraktivitas, banyak minum air putih karna air putih dapat meningkatkan focus
anda, jangan terlalu banyak meminum es dan minum-minuman yang manis-manis, jadikan
olahraga merupakan suatu yang menyenangkan, mulailah hari anda dengan
suasana hati (mood) yang baik, minimalkan konsumsi kafein karna kafein tidak
begitu bagus bagi tubuh, jangan menyerah pada rutinitas sehari-hari, hentikan
sikap penundaan pada tugas-tugas yang ada,
fokus pada tujuan jangka pendek anda, cobalah mengikuti jadwal yang
telahanda susun agar hidup anda tetap teratur dan terkoordinir.
7. Jelaskan Tentang Arti Tanggung Jawab &
Macam-Macam Tanggung Jawab ?
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa
indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga
bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab
dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan
kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung
jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan
makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang
besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam
konteks sosial, individual ataupun teologis.
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera
sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang dalam jaminan sosial harus
dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus nilai yang telah
disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan
dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk individual artinya manusia
harus bertanggung jawab terhadap dirinya (seimbangan jasmani dan rohani) dan
harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab
manusia terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia mentiliki
kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul
sebagai akibat keyakinannya terhadap suatu nilai.
Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap
Tuhannya, manusia sadar akan keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia
harus menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan
dari perbuatan keji dan munkar.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia
adalah keberanian.Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko
atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur
terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab,
orang yang bersangkutan akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya. Selain
itu juga orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi
kepentingan orang lain.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab
(berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik
atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan
mengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran
bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan,
keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab itu dapat dibedakan
menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, lalu
dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
A. Tanggung Jawab Terhadap Diri
Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri
menuntut kesadaran setiapp orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam
mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa
memecahkan masalah-masalah kemanusian mengenai dirinya sendiri. Contohnya: Rudi
membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar-bentar ia melihat ke jalan tetap
juga ia lengah dan terperosok ke sebuah lubang. Ia harus beristirahat diruma
beberapa hari. Konsekuensi tinggal dirumah beberapa hari merupakan tanggung
jawab ia sendiri akan kelengahannya.
B. Tanggung Jawab kepada Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil.
Keluarga terdiri dari suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain
yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab
kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi
tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan
kehidupan. Contohnya: Dalam sebuah keluarga biasanya memiliki
peraturan-peraturan sendiri yang bersifat mendidik, suatu hal peraturan
tersebut dilanggar oleh salah satu anggota keluarga. Sebagai kepala keluarga
(Ayah) berhak menegur atau bahkan memberi hukuman. Hukuman tersebut merupakan
tanggung jawab terhadap perbuatannya.
C. Tanggung Jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup
tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial.
Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi denhan manusia lain
tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat
yang tentunya mempunyai tanggung jawab tersebut. Wajarlah apabila segala
tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Contohnya: Safi’i terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina orang
lain yang mungkin lebih sederhana dari pada dia. Karena ia termasuk dalam orang
yang keya dikampungnya. Ia harus bertanggung jawab atas kelakuannya tersebut.
Sebagai konsekuensi dari kelakuannya tersebut, Safi’i dijauhi oleh masyarakat
sekitar.
D. Tanggung Jawab Terhadap Bangsa dan
Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa setiiap
manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir,
berbuat, bertindak, bertinggah laku manusia terikat oleh norma-norma atau
ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab
kepada negara. Contohnya: Dalam novel “Jalan Tak Ada Ujung” karya Muchtar
Lubis, Guru Isa yang terkenal sebagai guru yang baik, terpaksa mencuri
barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru Isa ini harus
pula dipertanggungjawabkan kepada pemerintah, kali perbuatan itu diketahui ia
harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
E. Tanggung Jawab Terhadap Allah Swt
Allah SWT menciptakan manusia di bumi ini
bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya, manusia
mempunyai tanggung jawab langsung terhadap perintah Allah SWT. Sehingga
tindakan atau perbuatan manusia tidak bisa lepas dari pengawasan Allah SWT yang
dituangkan dalam kitab suci AlQur'an melalui agama islam. Pelanggaran dari
hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingati oleh Allah dan jika dengan
peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukannya maka Allah
akan melakukan kutukan. Contohnya: Seorang muslim yang taat kepada agamanya
maka ia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan kepada Allah. Karena ia
menghindari hukuman yang akan ia terima jika tidak taat pada ajaran
agama. kedua yang harus dilakukan seorang muslim kepada Allah SWT, adalah
memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diberikan padanya. Karena
pada hakekatnya,kehidupan inipun merupakan amanah dari Allah SWT. Oleh
karenanya, seorang
mukmin senantiasa meyakini, apapun yang Allah berikan padanya, maka itu merupakan amanah yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban dari Allah.
mukmin senantiasa meyakini, apapun yang Allah berikan padanya, maka itu merupakan amanah yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban dari Allah.
REFERENSI :
fthund.blogspot.com/2012/.../pengertian-kecurangan-kecurangan-atau.ht...
jiwareformasi.blogspot.com/2012/06/pemulihan-nama-baik.html